Bertualang di World of Wonders
Sudah dibaca 2842 kali
Letaknya tersembunyi, namun di sanalah sejumlah miniatur bangunan warisan dunia dapat dinikmati.
Salah satu wahana hiburan mengasyikkan yang sangat layak dikunjungi keluarga adalah Citra Raya World of Wonders. Terletak di tengah kompleks perumahan Citra Raya Cikupa, Tangerang, Banten, tempat hiburan keluarga ini menyajikan banyak wahana menarik. Wahana-wahana itu di antaranya Kincir Jurrasic, Ayunan Kaisar, Kereta Minoan, dan Rumah Angker.
Selain wahana permainan, sebagaimana namanya World of Wonders, tempat wisata seluas 7 hektare itu menyimpan miniatur bangunan yang termasuk dalam keajaiban dunia. Bangunan ajaib itu di antaranya Stonehenge (Inggris), Colosseum (Italia), Patung Sphinx Agung (Mesir), Tembok Raksasa Cina (Tiongkok), Candi Borobodur (Indonesia). Ada pula Candi Prambanan, Piramida Mesir, dan Menara Miring Pisa. Sangat cocok bagi orang tua dan guru dalam mengenalkan bangunan-bangunan bersejarah itu kepada anak atau murid-muridnya.
Kami beruntung telah mengunjungi tempat itu. Pada Ahad pagi, 26 Juli 2015, saya bersama istri, anak, mertua, dan dua adik ipar menyambangi tempat itu. Hitung-hitung mengisi hari terakhir liburan dalam suasana Lebaran. Berangkat dari Kunciran, Pinang, Tangerang, kami naik Kijang tua tahun 90-an, melewati pintu tol Tangerang dan keluar di pintu tol Cibitung. Tarif tol hanya Rp2.000. Perjalanan memakan waktu sekitar 30 menit.
Memasuki pintu gerbang Citra Raya yang megah dan berhias patung kuda, kami menyusuri Jalan Citra Raya Boulevard yang kanan-kirinya dipenuhi rumah toko (ruko). Suasana pagi itu cukup ramai. Kios yang menjual makanan dan minuman pun sudah dipenuhi para pembeli.
Perumahan ini memang dikonsep sebagai kota mandiri yang dilengkapi dengan pusat bisnis dan rekreasi; ada bioskop, salon, toko buku, toko pakaian, dan tempat makan. Jadi, menurut saya, kalau tinggal di perumahan ini, tak perlu lagi keluar kompleks kalau hanya ingin belanja dan rekreasi.
Kota mandiri ini juga dihiasi dengan corak seni. Kami melewati dua lokasi putaran yang masing-masing di tengah putaran itu berdiri patung. Barangkali ini menjadi ciri khas Ciputra selaku pengembang perumahan yang memiliki cita rasa seni tinggi dalam berbagai karya monumentalnya.
World of Wonders berada di sebelah kiri jalan. Kami masuk menyusuri jalan agak jauh dan parkir di depan ruko. Ini di luar bayangan saya. Biasanya tempat parkir berada di dalam lokasi wisata.
Kirana, anak saya, agak takut ketika kami berada di depan World of Wonders. Ada patung dua dinosaurus yang mengapit pintu masuk. Dengan tiket masuk Rp25 ribu per orang, kami masuk bertujuh. Kirana berusia 3,5 tahun, jadi sudah dihitung wajib bayar. Saya tak beli tiket terusan senilai Rp75 ribu, sebab pengunjung bisa membeli tiket sendiri dengan harga per wahana. Harga per wahana berkisar Rp10 ribu-Rp15 ribu.
Masuk arena, kami disuguhi pemandangan mengagumkan. Di sebelah kiri ada Kincir Jurrasic, semacam bianglala. Di dekatnya danau yang “dihuni” seekor dinosaurus. Di depan berdiri piramida yang di dalamnya berisi patung beberapa dewa Mesir Kuno.
Seperti biasa, kami menikmati suasana arena hiburan sambil berfoto ria. Sayang, Kirana tidak begitu tertarik untuk menaiki sejumlah wahana. Sepertinya ia masih agak takut karena wahana-wahana bergerak itu lebih banyak dimainkan oleh anak-anak yang usianya di atasnya.
Pusat makanan dan minuman berada di tengah area, di seberang danau. Dapat ditempuh dengan melewati jembatan besi berwarna merah. Ini mengingatkan saya pada jembatan merah di Kebun Raya Bogor. Saya, istri, dan Kirana beli makanan-minuman, sarapan menjelang siang.
Dari sana kami bertiga melipir ke wahana gratis yaitu tempat main anak-anak (playground) dan istana pasir. Sebenarnya sih untuk menemani Kirana yang tampak antusias walau cuaca terasa begitu panas.
Kami kemudian menyusuri jalan dan tiba di wahana Taman Satwa. Area ini memiliki gapura yang sangat menarik. Bagian atas gapura ini dilingkari patung sapi, kuda, ayam, kelinci, dan domba. Saya dan Kirana berfoto bersama.
Taman Satwa menyajikan situasi peternakan. Sejumlah kandang hewan berderet dan pengunjung, kalau mau, bisa masuk kandang—ini kalau tahan bau kotorannya ya. Ada kandang kuda, kambing, domba, sapi, keledai, dan kelinci. Seorang petugas tampak membersihkan kotoran sapi menggunakan selang air.
Kandang ayam dan burung terpisah dengan deretan kandang hewan berkaki empat itu. Kami masuk ke kandang ayam dan burung, mengenalkan Kirana pada unggas yang sebelumnya pernah dia lihat baik di rumah maupun kebun binatang—kakeknya memelihara ayam di rumah.
Dari sana kami mengajak Kirana masuk ke wahana Pemburu Dino, tapi dia menolak. Dia masih takut dengan dinosaurus.
Di dekat bangunan Pemburu Dino ada permainan air. Kami sempat main sebentar di sana. Ada kincir air dan pompa timba model zaman dulu merek Dragon—sekarang sangat jarang ditemui.
Lalu kami beranjak ke Gedung Teknomania. Di gedung ini berbagai alat peraga sains dihadirkan. Ada pengungkit, lampu plasma, kursi paku, dan lain-lain. Kami mencoba satu per satu alat peraga itu sembari membaca keterangan yang ditempel di sampingnya. Kirana kelihatan sangat menikmati.
Dari alat peraga, kami pindah ke area lain yang masih dalam gedung Teknomania, yaitu area yang menyajikan berbagai organ tubuh manusia. Di dekatnya ada koleksi serangga dan binatang yang diawetkan.
Telepon berbunyi. Kami ditunggu di parkiran. Padahal belum semua wahana kami nikmati. Istri saya berkeras agar keinginan Kirana dipenuhi: naik wahana Jelajah Rimba. Jadilah saya dan Kirana naik wahana itu sementara istri saya membeli es krim.
Setelah membeli tiket yang berada di depan gedung Pemburu Dino seharga Rp15 ribu, saya dan Kirana masuk ke arena Jelajah Rimba. Kami naik kereta yang dilengkapi senapan. Kami berlomba menembak binatang yang ada di kanan-kiri sepanjang perjalanan. Senapan cukup diarahkan ke lampu hijau yang menempel di dekat patung-patung binatang. Tiap lampu kena tembak, patung binatang dengan suara khasnya muncul dari tempat tersembunyi—biasanya berbentuk tong. Jarak antara kereta yang kami tumpangi dengan lampu relatif jauh. Saya bangga pada Kirana yang berhasil menembak mengenai lampu dari jarak agak jauh.
Dari Jelajah Rimba kami kembali ke parkiran. Lalu pulang membawa cerita masing-masing.
Suatu hari kami akan kembali. Masih banyak wahana yang belum kami jamah. Waktu setengah hari sangat tak memadai.
Alamat
Perum Citra Raya Jl. Citra Raya Boulevard Blok K H 01/01 Sektor 3.1 Madigras – Citra Raya Cikupa Tangerang 15710
Telepon
6221 29003640
Tiket
Senin-Jumat: Rp20.000/Terusan: Rp60.000
Sabtu-Ahad: Rp25.000/Terusan: Rp75.000
Leave a Reply