Crowd Funding KMGP Adalah Gerakan Budaya
Sudah dibaca 1660 kali

Crowd Funding film Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP) merupakan gerakan budaya. Sebab, pada prosesnya, masyarakat dari berbagai golongan dan status sosial turut terlibat di dalamnya. Mereka bersedia mendonasikan dananya untuk mewujudkan sebuah film karena merasa tercerahkan setelah membaca noveletnya.
Helvy Tiana Rosa (HTR), satrawan penulis novelet KMGP, pada Pengajian Sastra FLP Jaya yang digelar di Stage Area Indonesia Syariah Festival (INSYAF) Masjid Istiqlal Jakarta, Sabtu sore (4/7/2015), menceritakan sebuah kejadian yang membuatnya terharu. Saat promo KMGP di Cianjur, Jawa Barat, seorang lelaki lusuh mendatanginya dan menyodorkan beberapa lembar uang kertas lecek Rp10.000 kepadanya. Ia dan para fans yang mengerubunginya terkesiap. Lelaki berpakaian lusuh itu, Abdul namanya, ingin uang yang didapatnya dengan susah payah itu dapat membantu pembuatan film KMGP.
“Saya tidak tahu siapa lelaki itu. Yang saya tahu Abdul namanya. Nanti kalau film KMGP tayang, saya ingin mengajaknya nonton bersama,” ujar HTR.
Lebih lanjut HTR mengatakan, gagasan yang hendak disampaikan melalui film tersebut adalah Islam itu indah, Islam itu cinta, dan Islam itu gagah. “Lalu saya ingin menarik nilai-nilai itu ke Indonesia,” katanya.
Sejumlah nilai idealisme yang terkandung dalam KMGP, tambahnya, enggan diadopsi oleh beberapa Rumah Produksi yang tertarik untuk memfilmkannya. Oleh karena itu, ia memilih jalur crowd funding agar nilai-nilai inhern dalam KMGP tetap hadir mewarnai cerita. Cara ini diharapkan akan diikuti oleh penulis lain yang tak mau didikte oleh produser dan Rumah Produksi yang mementingkan keuntungan.
HTR juga ingin KMGP menjadi film yang ditonton oleh umat lintas agama. Tak dimonopoli umat Islam saja. Ia lantas bercerita tentang seorang lelaki non muslim yang mendonasikan dananya untuk pembuatan film KMGP. Saat itu HTR mengatakan bahwa nilai-nilai yang dikandung KMGP dominan Islam.
Tak disangka, lelaki itu melontarkan argumen yang kuat. Katanya, film itu mengajak kepada kebaikan. Jika umat Islam memiliki akhlak baik setelah menonton film itu, umat lain seperti dirinya akan turut merasakan kebaikannya.
Sejak September 2014, HTR telah menyambangi lebih dari 100 kota di Indonesia dan mancanegara. Ia ingin KMGP menjadi upaya mewujudkan gagasan bersama. Makanya KMGP memiliki motto, “Ini Film Kita. Kita yang Modalin. Kita yang Buat. Dunia yang Nonton.”
Selain menghadirkan HTR sebagai pembicara utama, acara juga menghadirkan pemeran utama tokoh Yudi yaitu Masaji Wijayanto. Aji, begitu panggilan akrab pemuda asal Bandar Lampung ini, sesuai permintaan beberapa peserta penanya, menunjukkan sedikit adegan dalam KMGP. Pada acara itu juga diputar teaser perdana KMGP berdurasi 15 detik yang menghadirkan tokoh utama Mas Gagah yang diperankan oleh Hamas Syahid Izzudin.*
Leave a Reply