Kirana Membacakan Buku Kepada Saya
Sudah dibaca 1531 kali
“Abi, aku sudah bisa baca,” kata Kirana dengan nada semangat, Jumat pagi. “Aku mau bacain dua buku, Krauk! Krauk! dan Aura. Abi Mau dengar?”
“Mau!” Jawaban saya terdengar bersemangat pula. Bagi saya, ini sebuah kejutan. Kirana belum bisa baca. Lalu bagaimana bisa dia bilang bisa baca kalau membaca saja belum bisa? Di sinilah kejutannya! Sering saya tak begitu peduli dengan hasil yang bisa ditebak, sebab saya fokus pada proses. Jadi tidaklah relevan bila mempertanyakan kemampuannya membaca.
Saya mengikuti langkah gadis 4,5 tahun itu ke kamarnya di ruang depan. Lalu duduk di sampingnya, di tubir tempat tidur tempat semalam saya membacakan dua buku itu.
Dua buku itu berjudul Krauk! Krauk! dan Lautkah Ini?. Krauk! Krauk! ditulis oleh Dian Kristiani dengan illustrator Ella Elviana. Sedangkan Lautkah Ini? Ditulis oleh Kusumadewi Yuliani dan illustrator Anna Triana. Nama Aura yang tadi disebut Kirana adalah salah satu tokoh dalam buku Lautkah Ini?
Buku yang pertama di abaca adalah Krauk! Krauk!. Buku ini bercerita tentang kisah sang tokoh yang ingin jadi juara dalam lomba makan kerupuk. Agar jadi pemenang, ia terus berlatih makan kerupuk. Masalahnya, ia makan kerupuk sambil ikut lomba bakiak, balap karung, dan memecahkan balon. Tak satupun prestasi dia toreh dalam tiga lomba itu.
Kemudian ia tahu bagaimana cara berlatih makan kerupuk. Ia berlatih hingga berhasil mendapatkan waktu tercepat menghabiskan satu kerupuk: 10 detik!
Saat lomba makan kerupuk, ia menemukan masalah. Ia terus batuk. Tak satupun kerupuk berhasil ia gigit. Tentu saja karena kebanyakan makan kerupuk. Akhirnya, dia kalah.
Kirana berusaha membaca semua kata dan kalimat yang tertera di dalam buku. Namun hanya beberapa kata dan kalimat saja yang berhasil ia baca. Ia membaca kata dan kalimat yang terhafal.
Begitupula dengan Lautkah Ini? Ia tak membaca sempurna buku itu. Sebab, sekali lagi, ia membaca kata dan kalimat yang berhasil dia hafal.
Lautkah Ini? bercerita tentang dua tetes air hujan bernama Aira dan Aura yang jatuh ke bumi. Pertama mereka jatuh ke pohon padi, lalu ke lumpur, kemudian ke kolam, disusul ke parit, dilanjutkan ke sungai, lantas ke muara, dan berakhir ke laut. Di laut, keduanya menguap dan naik ke langit bersama air lain. Buku ini bercerita tentang siklus air.
Kegiatan membacakan buku rutin saya lakukan tiap hari. Tentu tiap saya ada di rumah. Saya ingin Kirana tumbuh bersama buku.
Saya membacakan buku bukan bermaksud membuatnya pintar membaca. Ya, saya tidak mengajarinya mengeja huruf agar ia bisa membaca. Saya hanya ingin ia gemar membaca dan cinta kegiatan membaca. Tampaknya dia pun belum ingin bisa membaca.*
Leave a Reply