Protokol Kesehatan: Masyarakat Abai dan Ketidakjelasan Kebijakan
Sudah dibaca 860 kali
Tadi siang saya datang ke acara resepsi pernikahan seorang teman di kawasan Kecamatan Pondok Aren, Tangerang. Naik motor. Masih di dekat rumah yaitu kawasan Kunciran Indah, Pinang, Tangerang, saya melewati Gang Masjid dan melihat beberapa anak muda berkumpul tanpa memakai masker. Kondisi seperti itu sering terlihat.
Saat berada di kawasan Pasar Cipadu, saya juga melihat dari jalan raya akivitas para pedagang yang rata-rata tidak pakai masker. Pulang kondangan, saya mampir ke salah satu kios kain. Pedagangnya tidak pakai masker, juga tiga orang di samping kios yang sedang asyik mengobrol tanpa menjaga jarak.
Hampir setahun pandemi Covid-19 berlangsung di negeri ini, dengan jumlah korban positif dan meninggal yang terus bertambah, tapi aktivitas sebagian masyarakat masih cenderung abai terhadap protokol kesehatan. Jujur, saya agak bingung melihat perilaku sebagian masyarakat negeri ini. Kenapa tampak begitu tidak peduli dengan kesehatan diri sendiri?
Di tempat-tempat seperti itu, benak saya berdoa agar mereka diberi perlindungan oleh Tuhan agar kelalaian mereka tidak diganjar dengan penderitaan (terkena virus Covid-19) sembari berharap mereka mendapat hidayah.
Apakah saya salah jika beranggapan bahwa mereka tidak peduli kepada kesehatan diri sendiri dan orang lain? Setidaknya anggapan saya berangkat dari iklan-iklan pemerintah dan swasta yang menyebutkan bahwa penggunaan masker untuk mengurangi risiko terpapar oleh virus Covid-19.
Saya tidak berpikir bahwa orang-orang yang tidak mematuhi protokol kesehatan tidak tahu tentang bahayanya terpapar Covid-19. Sebab kampanye pentingnya mematuhi protokol kesehatan sangat intens dilakukan. Berita tentang kematian akibat virus ini juga muncul setiap hari di media massa. Mereka juga bisa melihat orang-orang sudah banyak yang memakai masker dan menjaga protokol kesehatan.
Dengan mempertimbangkan persepsi tersebut, menurut saya salah jika hanya upaya sosialisasi yang dilakukan kepada masyarakat. Orang yang tahu dan tidak peduli tidak memerlukan sosialisasi, melainkan penindakan. Ya, mereka perlu ditindak, diberi teguran keras dalam bentuk sanksi sosial ataupun denda. Pembolehan aktivitas ekonomi oleh pemerintah dibarengi syarat bahwa semua dilakukan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Saya heran kepada Pemda dan Pemerintah Pusat, kenapa banyak sekali aktivitas masyarakat yang berlangsung tanpa mengindahkan protokol kesehatan, dibiarkan begitu saja. Dulu pernah digencarkan patroli petugas keamanan yang melibatkan TNI dan Polri di sejumlah tempat, tapi kini jarang terlihat.
Setiap perjalanan dari Tangerang ke arah Jakarta dan sebaliknya, saya selalu saja mendapati orang dan pengendara tidak memakai masker. Aktivitas kumpul-kumpul di warung juga masih terlihat. Seolah tidak terjadi apa-apa. Saya tidak yakin kondisi seperti ini tidak diketahui oleh aparat keamanan. Saya yakin mereka tahu. Mereka punya petugas intel yang punya data daerah mana saja yang warganya tidak menjalankan protokol kesehatan. Kalau belum punya, mereka tinggal keliling di jalan dan pusat ekonomi masyarakat seperti pasar.
Saya tidak tahu kebijakan seperti apa yang sedang diterapkan. Pandemi masih berlangsung dan terus meningkat angkanya, masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan masih mudah dilihat di mana-mana.
Tangerang, 12 Februari 2021
Leave a Reply