Sambal Terasi Bangka, Nikmatnya Tiada Dua
Sudah dibaca 1801 kali
Makan enak sembari menikmati keindahan laut, bagi warga kota, barangkali menjadi sesuatu yang sulit didapatkan. Namun tidak demikian dengan warga Kota Pangkal Pinang, ibu kota Provinsi Bangka Belitung. Sebab, 7 kilometer dari Pangkal Pinang, terdapat lokasi wisata pantai yang sangat eksotis dan indah. Pantai Pasir Padi namanya.
Di sepanjang Pasir Padi berdiri sejumlah restoran dengan menu utama makanan laut (sea food). Salah satunya Restoran Biru Laut. Jumat siang, 30 Desember 2011, saya bertandang ke tempat ini untuk mencicipi makanan khas Pulau Bangka.
Restoran Biru Laut ini berada di seberang pantai. Tempat makannya, selain di ruang utama yang terbuka, adalah gazebo-gazebo dengan meja dan kursi yang tertata apik. Sangat nyaman bagi pengunjung yang datang bersama keluarga atau teman. Suasana laut dan debur ombak Laut Cina Selatan tetap tampak dari gazebo ini.
Ada juga gazebo yang terletak di pinggir pantai. Makan di gazebo ini bisa langsung menatap laut. Debur ombak yang tenang ditingkahi suara-suara sayup anak-anak berenang kelihatan jelas dari sini.
Menu yang ditawarkan Biru Laut bervariasi, mulai dari ikan bakar, cumi bakar, udang rebus, hingga kepiting saus tiram. Makan di sini akan lebih nikmat jika es kelapa muda menemani.
Makanan khas Bangka adalah ikan lempah kuning. Ikan laut dimasak dengan kunyit, bawang merah, bawang putih, terasi, cabai rawit, dan asam.
Namun, melihat daftar menu yang tersedia, saya tergiur dengan ikan tenggiri bakar. Selama ini ikan tenggiri hanya dinikmati sebagai campuran untuk penganan somay dan kerupuk ikan. Warung makan seafood pun sangat jarang menyediakan hidangan ikan tenggiri. Bagaimana jika dimakan utuh?
Ternyata, rasanya tak kalah nikmat dibandingkan dengan ikan lain. Kontur ikan ini begitu lembut, putih, dan jarang duri. Apalagi jika empuknya ikan ini dinikmati dengan cocolan sambal terasi khas Bangka. Maknyus!
Sambal terasi asal Bangka memang punya prestasi. Terasi asal Toboali Kabupaten Bangka Selatan, kelezatannya sudah terkenal ke seantero negeri. Bahkan terasi Bangka telah jadi komoditas ekspor. Penduduk Belanda tercatat paling suka terasi Bangka. Volume ekspor terasi ke Negeri Kincir Angin ini begitu tinggi.
Bahan utama penganan berwarna hitam kecoklatan ini adalah udang kecil, oleh masyarakat Bangka disebut udang kecalok. Udang ini kecil, panjang tubuhnya 1-2 sentimeter.
Narwanto, seorang pegawai negeri sipil yang sering bertandang ke Restoran Biru Laut, kepincut dengan sambal terasi ini. “Kalau sudah makan sambal terasi ini, rasanya tak hilang-hilang,” ujarnya.
Narwanto telah mencicipi aneka seafood di sejumlah restoran yang tersebar di Pasir Padi, namun ia menjatuhkan pilihan pada Biru Laut lantaran sambal terasinya. “Sambal terasi di sini beda, lebih enak,” ujarnya. Jika bosan dengan menu makanan di rumah, atau punya waktu agak banyak untuk makan siang pada hari kerja, ia selalu menyempatkan diri menyambangi Biru Laut.
Satu pengunjung lain yang biasa makan di Biru Laut adalah Yanti. Menu kegemaran ibu dua anak ini adalah udang rebus. Udang laut berukuran besar direbus dan disuguhkan dengan kuah, dihidangkan dalam piring yang besar. “Air kuahnya terasa manis. Terasa sekali kaldu udangnya,” ucapnya. Senada dengan Narwanto, ia mengacungkan dua jempol untuk sambal terasi yang dihidangkan restoran ini.
Saya sendiri menikmati tenggiri bakar dengan cocolan sambal terasi. Memang, dari segi rasa, rasa sambal terasi sangat gurih. Manis, asam, dan pedas bersatu, membuat lidah bergoyang lincah melahap tiap potong tenggiri bakar. Tak berhenti hingga tersisa duri.
Pasir padat
Garis pantai Pasir Padi memanjang 100-300 meter menghadap Laut Cina Selatan. Ombaknya tenang, sangat nyaman untuk kegiatan renang keluarga. Pasirnya putih dan halus.
Satu keunikan Pantai Pasir Padi yang tak banyak dimiliki pantai-pantai lain di dunia adalah kontur pasir pantainya yang padat. Tak akan amblas jika dilewati roda empat sekalipun. Siang itu saya agak heran melihat mobil dan sepeda motor diparkir di pinggir pantai. Namun sesudah tahu kondisi sebenarnya, saya jadi takjub.
Kelebihan pantai ini dimanfaatkan warga dengan berkendara menyusuri pantai jika laut sedang surut. Biasanya di sore hari. Bahkan, tak sedikit warga menggunakan area pantai untuk belajar menyetir mobil dan sepeda motor.
Pada 24-25 Desember 2011 lalu, Pengurus Daerah Provinsi Ikatan Motor Indonesia Bangka Belitung menyulap Pantai Pasir Padi sebagai arena balap. Seratus starter muda provinsi ini turut menyemarakkan event Babel Grass Track Pantai 2011.
Pulau Belitung memang kondang sejak novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata dan film berjudul sama jadi perhatian masyarakat Indonesia. Keindahan alamnya yang menakjubkan dengan batu-batu granit raksasa pun seakan menjadi sihir bagi para wisatawan domestik dan mancanegara untuk datang. Namun, jika melihat Pantai Pasir Padi yang tak kalah indah di Pulau Bangka, plus masakan seafood dengan cocolan sambal terasi lengkap prestasi, layaklah lokasi wisata ini jadi referensi. Bravo sambal terasi!*
Tulisan ini pernah dimuat di laman www.komhukum.com pada 2 Januari 2012
Leave a Reply