Tour de France
Sudah dibaca 956 kali
Tour de France. Kejuaraan balap sepeda paling tertua dan bergengsi di dunia. Sejak 1903, ribuan pebalap sepeda melintasi berbagai penjuru Prancis. Tidak tanggung-tanggung, selama tiga minggu sejumlah tim peserta berjibaku menaklukkan bukit terjal dan jalan-jalan pelosok Kota Cahaya sepanjang 3.500 kilometer. Ajang tahunan ini hanya berhenti pada saat Perang Dunia I (1915—1918) dan Perang Dunia II (1940—1946).
Satu-satunya orang yang pernah menyabet gelar juara paling banyak adalah Lance Armstrong. Tujuh kali berturut-turut atlet Amerika Serikat ini menjuarai Tour de France edisi ke-86 sampai ke-92 (tahun 1999—2005). Namun, tahun 2012, skandal itu terkuak.
Investigasi bertahun-tahun Badan Anti Doping AS berhasil membuktikan kecurangan Armstrong: lelaki kelahiran Plano, Texas, 18 September 1971 itu, terbukti menggunakan doping secara sistematik sepanjang keikutsertaan dalam Tour de France. International Cycling Union memberi hukuman: mencabut semua gelar Armstrong sejak 1 Agustus 1998 dan melarangnya bertanding seumur hidup.
Setahun berikutnya, Januari 2013, Armstrong memberikan pengakuan di hadapan Oprah Winfrey. Ia mengakui kesalahan-kesalahannya, memandang perilakunya sebagai dusta besar yang dilakukan berulang kali.
Armstrong merupakan wujud nyata betapa kejayaan tidak akan berumur lama jika dilakoni dengan kebohongan. Selama bertahun-tahun ia menyangkal menggunakan doping. Membohongi diri dan kepercayaan masyarakat dunia. Ia menikmati kekaguman, pujian, dan limpahan harta. Tapi, dalam hitungan sekejap, martabatnya jatuh, melorot ke titik terendah. Gelar juara dunia tujuh kali Tour de France dicabut. Gelar Armstrong diganti menjadi “Pelaku Kecurangan Berantai”, julukan yang diberikan oleh Badan Anti Doping AS.
Pada konteks ini, pelajaran berharga dapat kita ambil. Reputasi yang dibangun dengan susah payah akan runtuh jika ditopang dengan pengkhianatan. Ya, pengkhianatan atas tanggung jawab dan kepercayaan. Ini seperti pesan Paman Ben kepada Peter Parker sang Spiderman: Datangnya kekuatan besar, akan datang pula tanggung jawab yang besar.
Parker orang terpilih. Tidak semua orang dikaruniai kekuatan hebat. Namun, Tuhan tidak gratis memberikan kekuasaan-Nya. Ada harga yang harus dibayar manusia: menerima pembalasan jika tidak bisa bertanggung jawab.
Bagaimana dengan kita? Semua kita punya kekuatan. Juga tanggung jawab. Apa kita akan seperti Armstrong atau Spiderman?
Tour de France tercoreng. Armstrong pelakunya. Ia harus menanggung dosanya seumur hidup.* (Billy Antoro)
* Tulisan ini telah dimuat di Majalah Tangkas, majalah resmi Olimpiade Olahraga Siswa Nasional XII Tahun 2019 yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kemendikbud pada Jumat, 30 Agustus 2019. Unduh Majalah Tangkas, klik di sini.
Leave a Reply