Yuk, Bacakan Buku Kepada Anak!
Sudah dibaca 1366 kali
Seorang teman yang baik hati memberi anak saya, Kirana, tiga buku bergambar. Buku pertama bercerita tentang seekor burung hantu yang belajar terbang. Buku kedua tentang kisah dua air hujan mencari laut. Buku ketiga tentang seorang anak yang ingin kembali memanjangkan rambutnya dengan menggunakan sayuran setelah ceroboh memotong sendiri rambutnya.
Kemarin malam (23/2/2016) saya membacakan ketiga buku itu. Awalnya saya ingin membacakan satu buku saja. Dicicil, sehari satu buku. Tak disangka, ia pengin dibacakan semua buku. Ya sudah, saya bacakan saja. Ia antusias mendengarkan semua cerita dari ketiga buku itu.
Tadi pagi, sebelum berangkat ke sekolah (Kelompok Bermain), Kirana minta saya membacakan buku. Dari ketiga buku itu, ia minta dibacakan kisah burung hantu belajar terbang. Mungkin, jika waktu masuk sekolah masih panjang, ia minta saya membacakan dua buku yang lain.
Beberapa hari sebelumnya, Kirana mendapat hadiah satu pak buku dari uminya. Kisah teladan Nabi Muhammad SAW. Sama seperti buku lain yang harus dibeli dengan merogoh kocek agak dalam, istri saya membelikan buku itu tanpa sepengetahuan saya.
Sebenarnya tidak murni tanpa sepengetahuan saya. Ia sudah berniat membeli buku itu jauh-jauh hari. Karena kalau beli secara tunai terasa mahal, maka diam-diam ia membeli buku yang sudah didiskon itu dengan mencicil. Ya sudah, tidak apa, toh itu buku berkualitas. Isi dan kemasannya luks.
Saya dan istri sepakat untuk membesarkan Kirana dengan banyak bacaan buku. Ia belum bisa membaca, maka kamilah yang membacakan buku untuknya. Dengan begitu, ia akrab dengan buku. Kami pun tak mengajarkannya abjad dan alfabet karena merasa belum waktu baginya belajar dua hal itu. Nantilah kalau ia sudah usia SD. Namun kami juga tak melarangnya untuk belajar membaca. Biarlah ia belajar dengan kemauannya sendiri. Kami tak ingin memaksakannya.
Membacakan buku kepada anak tentu saja tidak boleh sembarangan. Kita harus bisa mengatur intonasi suara dan gestur tubuh. Sebab itulah cara memberi makna sebuah bacaan kepada anak. Anak akan lebih mudah mempelajari sebuah makna melalui suara yang menarik perhatiannya.
Melalui buku cerita, kita bisa lebih mudah mengajarkan nilai-nilai kebaikan dengan cara menyenangkan kepada anak. Mereka tidak merasa digurui karena kita masuk ke alam pikirannya melalui perantara imajinasi.
Maka, wahai para orangtua, jika Anda belum pernah atau belum bisa membacakan buku kepada anak, belajarlah dari sekarang! Jangan khawatir, tidak susah! Tinggal pancangkan niat dan pilihkan buku yang anak suka. Lalu bacakanlah buku cerita itu layaknya Anda seorang pendongeng! Bacakan tiap hari. Kalau tidak tiap hari, minimal seminggu sekali. Selamat mencoba!
Leave a Reply